LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
TEORI
DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN
Disusun Oleh :
fuad fauzi
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK
INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2016
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur
Kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktikum Fisika Dasar. Penulisan laporan ini bertujuan
untuk menyelesaikan tugas dari Praktikum dan menuntaskan Mata Kuliah Praktikum
Fisika Dasar ini.
Pada kesempatan
ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih atas berbagai pihak yang
membantu dalam menyelesaikan Mata Kuliah ini.
1. Izza
Anshori, ST.,MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
2. Atikha
Sidhi Cahyana, ST.,MT selaku Kepala Program Studi Teknik Industri Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo dan selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
pengarahan serta bimbingannya dalam pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar.
3. Inggit
Marodiyah, ST selaku Laboran Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
4. Fatchur
Rochman dan Billy Yhovizmiaji, selaku asisten laboratorium yang telah membantu
serta memberikan pengarahan dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulisan
laporan ini mungkin jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengaharap
saran dan kritik yang membangun dalam upaya penyempurnaan laporan praktikum
ini.
25 Maret 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
MODUL 1: TEORI DASAR PENGUKURAN DAN
KETIDAKPASTIAN
BAB
1 Pendahuluan.............................................................................
BAB
2 Tujuan Pustaka.........................................................................
BAB
3 Pengumpulan Data...................................................................
BAB
4 Pengolahan Data......................................................................
BAB
5 Penutup....................................................................................
Daftar
Pustaka......................................................................................
MODUL 2: HUKUM NEWTON
BAB
1 Pendahuluan.............................................................................
BAB
2 Tinjauan Pustaka......................................................................
BAB
3 Pengumpulan Data...................................................................
BAB
4 Pengolahan Data......................................................................
BAB
5 Penutup....................................................................................
Daftar
Pustaka......................................................................................
MODUL 3: STATIKA FLUIDA
BAB 1 Pendahuluan.............................................................................
BAB 2 Tinjauan Pustaka......................................................................
BAB 3 Pengumpulan Data...................................................................
BAB 4 Pengolahan Data......................................................................
BAB 5 Penutup....................................................................................
Daftar Pustaka......................................................................................
MODUL 4: KALORIMETER
BAB 1 Pendahuluan.............................................................................
BAB 2 Tinjauan Pustaka......................................................................
BAB 3 Pengumpulan Data...................................................................
BAB 4 Pengolahan Data......................................................................
BAB 5 Penutup....................................................................................
Daftar Pustaka......................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab
pendahuluan ini akan membahas tentang latar belakang, tujuan, fungsi alat dan
bahan pada Praktikum Fisika Dasar modul Teori Dasar Pengukuran dan
Ketidakpastian.
1.1 Latar Belakang
Untuk memenuhi
tugas Praktikum Fisika Dasar, laporan modul Teori Dasar Pengukuran dan
Ketidakpastian ini dibuat berdasarkan teori dan uji coba yang sudah dilakukan
sebelumnya. Adapun materi yang dibahas di dalam modul Teori Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian. Materi
ini bertujuan menentukan nilai ketidakpastian suatu alat yang diujikan lewat
perhitungan pada suatu benda dengan mempertimbangkan Nilai Skala Terkecil (NST)
pada alat ukur.
Pengukuran
adalah suatu proses pembanding sesuatu dengan sesuatu yang lain yang dianggap
sebagai acuan (standar) yang disebut satuan. Hasil pengukuran akan akurat jika
kita mengukur dengan alat ukur yang tepat. Penggunaan alat ukur yang tidak
tepat akan mempengaruhi pembacaan nilai pada alat ukur tersebut, sehingga akan
memberi hasil pengukuran yang tidak akurat. Ketepatan hasil ukur salah satunya
ditentukan oleh jenis alat yang digunakan. Penggunaan suatu jenis alat ukur dan
nilai skala terkecilnya.
1.2 Tujuan
Berikut adalah
tujuan dari Praktikum Fisika Dasar modul Teori Dasar Pengukuran dan
Ketidakpastian :
1. Mampu
mengetahui kegunaan alat – alat ukur dasar.
2. Mampu
melakukan pengukuran benda dengan menggunakan alat – alat ukur dasar.
3. Mampu
menentukan ketidakpastian dari hasil percobaan.
1.3 Fungsi Alat dan Bahan
Berikut adalah
alat dan bahan yang digunakan untuk mempermudah proses Praktikum Fisika Dasar modul
Teori Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian yaitu sebagai berikut:
Alat yang digunakan yaitu :
1. Jangka
Sorong, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi
suatu benda.
2. Mikrometer,
yaitu alat yang digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi suatu
benda.
3. Stopwatch Analog,
yaitu alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu dalam melakukan
kegiatan.
4. Stopwatch Digital,
yaitu alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu dalam melakukan
kegiatan.
5. Neraca
Teknis, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda.
6. Penggaris,
yaitu alat yang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda.
Bahan yang digunakan yaitu :
1. Balok
kayu, yaitu objek yang diukur panjang, lebar dan tinggi dengan menggunakan
jangka sorong dan mikrometer.
2. Balok
besi, yaitu objek yang diukur massa menggunakan neraca teknis.
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
Pada bab
tinjauan pustaka ini akan membahas tentang pengertian dari ketidakpastian,
pengukuran dan nilai skala terkecil (NST) dari modul Teori Dasar Pengukuran dan
Ketidakpastian.
2.1 Ketidakpastian
Kata
ketidakpastian berarti suatu keraguan, dan dengan demikian pengertian
ketidakpastian dalam arti yang luas adalah suatu pengukuran dimana validitas
dan ketepatan hasilnya masih diragukan berdasarkan “International Vocabulary Of Basic and General Terms in metrology”,
pengukuran didefinisikan sebagai sederetan operasi yang mempunyai objek untuk
ditentukan nilai kuantitasnya (choi et. Al, 2002).
Parameter yang
diuji terdiri dari distribusi statistik hasil-hasil beberapa pengukuran yang
ditentukan sebagai deviasi standar. Dapat juga berupa komponen-komponen lain,
yang termasuk juga sebagai deviasi standar, namun yang dihitung berupa
distribusi peluang berdasarkan percobaan ataupun informasi lainnya.
2.2 Pengukuran
Pengukuran
merupakan aktivitas yang bertujuan untuk mengetahui kualitas atau kuantitas
suatu besaran. Pengukuran dalam fisika tidak luput dari ketidakpastian, artinya
hasil ukur terhadap besaran fisika pasti memiliki simpangan/deviasi. Hal ini
antara lain disebabkan alat yang digunakan oleh manusia dalam pengukuran
mempunyai keterbatasan ukur. Selain karena alat ukur yang digunakan, masih
banyak faktor yang mempengaruhi ketidakpastian hasil pengukuran yang tidak
semuanya dapat dihindari (Karyono, dkk. 2009).
2.3
Nilai
Skala Terkecil (NST)
Pada
setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat dibagi – bagi
lagi, inilah yang disebut dengan Nilai Skala Terkecil (NST). Ketelitian suatu
alat ukur sangat bergantung pada NST (Tim Erlangga Fokus SMA, 2014).
BAB 3
PENGUMPULAN
DATA
Pada bab
pengumpulan data ini akan membahas tentang data pengamatan dan tujuan dari Praktikum
Fisika dasar modul Teori Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian.
3.1 Data Pengamatan
Berikut adalah
hasil percobaan pada jangka sorong, mikrometer, neraca teknis, stopwatch analog, dan stopwatch digital.
Tabel 3.1 Data Hasil Pengamatan
No
|
Alat
|
Pengukuran
|
Satuan
|
Pengukuran ke
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
NST
|
KTP
|
||||||
1
|
Jangka
Sorong
|
Panjang
|
mm
|
26,2
|
25,8
|
26,4
|
26,5
|
25,5
|
0,02
|
0,58
|
||
Lebar
|
20,82
|
19,92
|
19,96
|
20,82
|
20,7
|
0,46
|
||||||
Tinggi
|
10,02
|
9,02
|
10,62
|
10,42
|
10,02
|
0,62
|
||||||
2
|
Micrometer
|
Panjang
|
mm
|
26,2
|
25,8
|
26,4
|
26,5
|
25,5
|
0,01
|
0,58
|
||
Lebar
|
20,18
|
20,05
|
20
|
20,34
|
20,37
|
0,15
|
||||||
Tinggi
|
10,16
|
10,05
|
9
|
9,5
|
8
|
0,9
|
||||||
3
|
Neraca
Teknis
|
Massa
|
gram
|
227,2
|
227,4
|
230
|
225,5
|
225,3
|
0,1
|
1,89
|
||
4
|
Stopwatch
Analog
|
Waktu
|
ms
|
20
|
40
|
20
|
20
|
50
|
0,02
|
14,14
|
||
5
|
Stopwatch
Digital
|
Waktu
|
ms
|
26
|
38
|
59
|
32
|
23
|
0,02
|
14,3
|
||
3.2 Langkah Kerja
Berikut adalah
langkah kerja dari Praktikum Fisika Dasar modul Teori Dasar Pengukuran dan
Ketidakpastian:
1. Menyiapkan
jangka sorong, mikrometer, neraca teknis, stopwatch
analog, stopwatch digital, balok
kayu, dan balok besi.
2. Lakukan
pengukuran panjang, lebar, dan tinggi sebanyak lima kali pada percobaan jangka
sorong dan mikrometer.
3. Lakukan
penimbangan balok besi pada neraca teknis sebanyak lima kali.
4. Hitung
waktu jatuhnya balok kayu dari ketinggian yang sudah ditentukan dengan menggunakan
stopwatch analog dan stopwatch digital sebanyak lima kali.
5. Catatlah
hasil percobaan dari lima alat tersebut.
BAB 4
PENGOLAHAN
DATA
Pada bab pengolahan data ini akan membahas tentang data kuantitatif dan data kualitatif dari Praktikum Fisika Dasar modul Teori Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian.
4.1 Data Kuantitatif
Berikut
adalah beberapa data kuantitatif dari hasil Praktikum Fisika Dasar modul Teori
Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian:
1. Pengkuran
panjang balok kayu dengan menggunakan jangka sorong. Percobaan dilakukan
sebanyak lima kali. Berikut data pengamatannya.
Tabel 4.1 Pengukuran Panjang dengan Jangka
Sorong
NO.
|
Xi
|
![]() |
(Xi-
![]() |
(Xi-
![]() |
1.
|
26,2
|
26,1
|
0,1
|
0,01
|
2.
|
25,8
|
26,1
|
-0,3
|
0,09
|
3.
|
26,4
|
26,1
|
0,3
|
0,09
|
4.
|
26,5
|
26,1
|
0,4
|
0,16
|
5.
|
25,5
|
26,1
|
-1
|
1
|
n = 5
|
![]() |
∑(Xi -
![]() |



S
=
=
=
= 0,58



Maka
pengukuran pada jangka sorong menghasilkan panjang = (26,1 ± 0,58) mm
2. Pengukuran
balok
kayu dengan menggunakan jangka sorong. Percobaan dilakukan sebanyak lima kali.
Berikut data pengamatannya.
NO.
|
Xi
|
![]() |
(Xi-
![]() |
(Xi-
![]() |
1.
|
20,82
|
20,44
|
0,38
|
0,14
|
2.
|
19,92
|
20,44
|
-0,52
|
0,27
|
3.
|
19,96
|
20,44
|
-0,48
|
0,23
|
4.
|
20,82
|
20,44
|
0,38
|
0,14
|
5.
|
20,7
|
20,44
|
0,26
|
0,07
|
n = 5
|
![]() |
∑(Xi -
![]() |
Tabel 4.2 Pengukuran Lebar dengan Jangka Sorong



S
=
=
=
= 0,46



Maka
pengukuran pada jangka sorong menghasilkan lebar = (20,44 ± 0,46) mm
3. Pengukuran
balok
kayu dengan menggunakan jangka sorong. Percobaan dilakukan sebanyak lima kali.
Berikut data pergamatannya.
NO.
|
Xi
|
![]() |
(Xi-
![]() |
(Xi-
![]() |
1.
|
10,02
|
10,02
|
0
|
0
|
2.
|
9,02
|
10,02
|
-1
|
1
|
3.
|
10,62
|
10,02
|
0,6
|
0,36
|
4.
|
10,42
|
10,02
|
0,4
|
0,16
|
5.
|
10,02
|
10,02
|
0
|
0
|
n = 5
|
![]() |
∑(Xi -
![]() |
Tabel
4.3 Pengukuran Tinggi dengan Jangka Sorong.



S
=
=
=
= 0,62



Maka
pengukuran pada jangka sorong menghasilkan tinggi = (10,02 ± 0,62) mm
4. Pengukuran
balok
kayu dengan menggunakan mikrometer. Percobaan dilakukan sebanyak lima kali. Berikut
data pengamatannya.
NO.
|
Xi
|
![]() |
(Xi-
![]() |
(Xi-
![]() |
1.
|
26,2
|
26,1
|
0,1
|
0,01
|
2.
|
25,8
|
26,1
|
-0,3
|
0,09
|
3.
|
26,4
|
26,1
|
0,3
|
0,09
|
4.
|
26,5
|
26,1
|
0,4
|
0,16
|
5.
|
25,5
|
26,1
|
-1
|
1
|
n = 5
|
![]() |
∑(Xi -
![]() |
Tabel
4.4 Pengukuran Panjang dengan Mikrometer.



S =
=
=
= 0,58



Maka perhitungan pada mikrometer
menghasilkan panjang = (26,1 ± 0,58) mm
5. Pengukuran
balok
kayu dengan menggunakan mikrometer. Percobaan dilakukan sebanyak lima kali.
Berikut data pengamatannya.
NO.
|
Xi
|
![]() |
(Xi-
![]() |
(Xi-
![]() |
1.
|
20,18
|
20,19
|
-0,01
|
0,0001
|
2.
|
20,05
|
20,19
|
-0,04
|
0,0016
|
3.
|
20
|
20,19
|
-0,19
|
0,04
|
4.
|
20,34
|
20,19
|
0,15
|
0,023
|
5.
|
20,37
|
20,19
|
0,18
|
0,03
|
n = 5
|
![]() |
∑(Xi -
![]() |
Tabel
4.5 Pengukuran Lebar dengan Mikrometer.



S
=
=
=
= 0,15



Maka
perhitungan pada mikrometer menghasilkan lebar = (20,19 ± 0,15)mm
6. Pengukuran
balok
kayu dengan menggunakan mikrometer. Percobaan dilakukan sebanyak lima kali.
Berikut data pengamatannya.
NO.
|
Xi
|
![]() |
(Xi-
![]() |
(Xi-
![]() |
1.
|
10,16
|
9,34
|
0,82
|
0,67
|
2.
|
10,05
|
9,34
|
0,71
|
0,50
|
3.
|
9
|
9,34
|
-0,34
|
0,12
|
4.
|
9,5
|
9.34
|
0,16
|
0,026
|
5.
|
8
|
9,34
|
-1,34
|
1,80
|
n = 5
|
![]() |
∑(Xi -
![]() ![]() |
Tabel
4.6 Pengukuran Tinggi dengan Mikrometer.



S
=
=
=
= 0,9



Maka
perhitungan pada mikrometer menghasilkan tinggi = (9,34 ± 0,9) mm
7. Pengukuran
balok
besi dengan menggunakan neraca teknis. Percobaan dilakukan sebanyak lima kali.
Berikut data pengamatannya.
Tabel
4.7 Pengukuran Massa dengan Neraca Teknis
NO.
|
Xi
|
![]() |
(Xi-
![]() |
(Xi-
![]() |
1.
|
227,2
|
227,08
|
0,12
|
0,014
|
2.
|
227,4
|
227,08
|
0,32
|
0.10
|
3.
|
230
|
227,08
|
2,92
|
8.53
|
4.
|
225,5
|
227,08
|
-1,58
|
2,5
|
5.
|
225,3
|
227,08
|
-1,78
|
3,17
|
n = 5
|
![]() |
∑(Xi
-
![]() |



S
=
=
=
= 1,89



Maka
perhitungan massa pada neraca teknis = (227,08 ± 1,89) gram
8. Pengukuran
waktu
jatuhnya balok kayu dengan menggunakan stopwatch
analog. Percobaan dilakukan sebanyak lima kali. Berikut data pengamatannya.
NO.
|
Xi
|
![]() |
(Xi-
![]() |
(Xi-
![]() |
1.
|
20
|
30
|
-10
|
100
|
2.
|
40
|
30
|
10
|
100
|
3.
|
20
|
30
|
-10
|
100
|
4.
|
20
|
30
|
-10
|
100
|
5.
|
50
|
30
|
20
|
400
|
n = 5
|
![]() |
∑(Xi -
![]() |
Tabel 4.8
Pengukuran Waktu dengan Stopwatch
Analog.



S
=
=
=
= 14,14



Maka
perhitungan waktu dengan stopwatch analog
= (30 ± 14,14) ms
9. Pengukuran
waktu
jatuhnya balok kayu dengan menggunakan stopwatch
digital. Percobaan dilakukan sebanyak lima kali. Berikut data
pengamatannya.
Tabel
4.9 Pengukuran Waktu dengan Stopwatch
Digital.
NO.
|
Xi
|
![]() |
(Xi-
![]() |
(Xi-
![]() |
1.
|
26
|
35,6
|
-9,6
|
92,2
|
2.
|
38
|
35,6
|
2,4
|
5,76
|
3.
|
59
|
35,6
|
23,4
|
547,56
|
4.
|
32
|
35,6
|
-3,6
|
12,96
|
5.
|
23
|
35,6
|
-12,6
|
158,76
|
n = 5
|
![]() |
∑(Xi -
![]() |



S
=
=
=
= 14,3



Maka
perhitungan waktu dengan stopwatch
digital = (35,6 ± 14,3) ms
4.2
Data
Kualitatif
Berikut adalah beberapa data kualitatif dari
hasil Praktikum Fisika Dasar modul Teori Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian:
1. Grafik
hasil pengukuran panjang balok kayu menggunakan jangka sorong yang dilakukan lima kali percobaan. Berikut data
pengamatan dari tabel 4.1


Grafik 4.1 Hasil
pengukuran panjang menggunakan jangka sorong.
2.
Grafik
hasil pengukuran lebar balok kayu menggunakan jangka sorong yang dilakukan lima
kali percobaan. Berikut data pengamatan dari tabel 4.2

Grafik
4.2 Hasil pengukuran lebar menggunakan jangka sorong.
3.
Grafik
hasil pengukuran tinggi balok kayu menggunakan jangka sorong yang dilakukan
lima kali percobaan. Berikut data pengamatan dari tabel 4.3.

Grafik 4.3
Hasil pengukuran tinggi menggunakan jangka sorong.
4. Grafik
hasil pengukuran panjang balok menggunakan mikrometer yang

Grafik
4.4 Hasil pengukuran panjang menggunakan mikrometer.
5.
Grafik
hasil pengukuran lebar balok kayu menggunakan mikrometer yang dilakukan lima
kali percobaan. Berikut data pengamatan dari tabel 4.5

Grafik
4.5 Hasil pengukuran lebar menggunakan mikrometer.
6.
Grafik
hasil pengukuran tinggi balok kayu menggunakan micrometer yang dilakukan lima
kali percobaaan. Berikut data pengamatan dari tabel 4.6

Grafik
4.6 Hasil pengukuran tinggi menggunakan mikrometer.
7.
Grafik
pengukuran massa balok besi menggunakan neraca teknis yang dilakukan lima kali
percobaan. Berikut data pengamatan dari tabel 4.7

Grafik
4.7 Hasil pengukuran massa menggunakan neraca teknis.
8.
Grafik
pengukuran waktu jatuhnya balok kayu dari ketinggian menggunakan stopwatch analog yang dilakukan lima
kali percobaan. Berikut data pengamatan dari tabel 4.8

Grafik
4.8 Hasil pengukuran waktu menggunakan stopwatch
analog.
9.
Grafik
pengukuran waktu jatuhnya balok kayu dari ketinggian menggunakan stopwatch digital yang dilakukan lima
kali percobaan. Berikut data pengamatan dari tabel 4.9

Grafik
4.9 Hasil pengukuran waktu menggunakan stopwatch
digital.
BAB 5
PENUTUP
Pada bab penutup ini akan membahas
tentang kesimpulan dan saran dari Praktikum Fisika Dasar modul Teori Dasar
Pengukuran dan Ketidakpastian.
5.1.
Kesimpulan
Dari
percobaan Teori Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian ini dapat disimpulkan bahwa
NST suatu alat ukur akan mempengaruhi hasil pengukuran alat ukur itu sendiri
dan semakin kecil NST suatu alat ukur maka semakin teliti pula hasil
pengukurannya. Jangka sorong dan mikrometer digunakan untuk mengukur panjang,
lebar, dan tinggi. Neraca teknis digunakan untuk mengukur massa benda. Dan stopwatch analog dan digital digunakan untuk menghitung
waktu.
Dari
hasil Praktikum Fisika Dasar modul Teori Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian diperoleh
data sebagai berikut:
1. Pengukuran
panjang menggunakan jangka sorong (26,1 ± 0,58) mm
2. Pengukuran
lebar menggunakan jangka sorong (20,44 ± 0,46) mm
3. Pengukuran
tinggi menggunakan jangka sorong (10,02 ± 0,62) mm
4. Pengukuran
panjang menggunakan mikrometer (26,1 ± 0,58) mm
5. Pengukuran
lebar menggunakan mikrometer (20,19 ± 0,15)mm
6. Pengukuran
tinggi menggunakan mikrometer (9,34 ± 0,9) mm
7. Pengukuran
massa menggunakan neraca teknis (227,08 ± 1,89) gram
8. Pengukuran
waktu menggunakan stopwatch analog (30
± 14,14) ms
9. Pengukuran
waktu menggunakan stopwatch digital (35,6
± 14,3) ms
Dari
Praktikum Fisika Dasar Teori Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian dapat
disimpulkan bahwa ketidakpastian pengukuran tergantung alat ukur dan ketelitian
alat tersebut.
5.2.
Saran
Sebelum melakukan percobaan dan
pengukuran disarankan untuk memahami dahulu konsep pengukuran, alat ukur yang
digunakan, bearan, dan satuan agar praktikum berjalan lancar. Semoga praktikum
ini akan jauh lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Karyono, Dwi Satya Palupi, Suharyanto. 2009. Fisika untuk SMA dan MA KelasX. Jakarta
: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Erlangga Fokus SMA.
2014. Erlangga Fokus UN SMA/MA 2014 Ilmu Pengetahuan
Alam. Jakar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar